Perihal
Orang Miskin yang Bahagia
“
Aku sudah resmi jadi orang miskin” katanya, sambl memperlihatkan Kartu Tanda
Miskin yang baru diperolehnya dari kelurahan. Kartu Tanda Miskin yang bersih,
licin dan mengkilat karena delaminating itu disimpan di dompet lecek dan
kosongnya.
Diam-diam
aku suka mengintip rumah orang miskin itu. Ia sering duduk melamun dan
bersendau gurau bersama istri dan anaknya yang dekil. Orang miskin itu dikenal
ulet. Ia mau bekerja serabutan apa saja, mulai dari tukang becak, kuli angkut,
buruh bangunan. Ia pernah mendatangi dukun untuk mengubah garis buruk
tangannya. Tapi dukun itu berkata bahwa orang miskin itu mempunyai bakat
miskin.
Ia
pernah bercerita kepadaku, bahwasannya terkadang ia bosan hidup miskin. Ia
pernah berniat jadi pelawak. Tapi karena melihat pengalaman temannya ia
mengurungkan niatnya.
Orang
miskin itu pernah bekerja sebagai badut dengan kostum rombeng dan menyedihkan.
Tak khayal membuat anak-anak menangis. Akhirnya ia dipecat menjadi badut. Ia
akrab sekali dengan lapar. Tiap kali lapar dating ia selalu mengajaknya untuk
berkelekar sekedar melupakan penderitaan.
Yang
menyenangkan, orang miskin itu memang suka melucu. Ia sering,menceritakan
kisah-kisah orang miskin yang sukses kepadaku.
Ia memiliki tiga orang anak yang paling tua berumur 8 tahun dan bungsu
belum genap 6 tahun.pernah suatu malam kami nongkrong di warung pinggir kali,
ia suka memanjakan diri menikmati kopi dari hasil anaknya yang mengemis.saat
seperti ini, aku sering memperhatikan raut wajahnya.
Wajah
orang miskin itu mengingatkanku pada wajah yang selalu muncul setiap kali aku
berkaca. Ia suka menghiburku, seperti tipe periang, tapi aku kerap melihatnya
menyembunyikan isak tangisnya. Wajah itu diliputi kesedihan.
Bila
lagi sedih orang miskin itu suka dating ke pegajian. Ia akan terkantuk-kantuk
sepanjang ceramah tapi langsung semangat begitu makanan dibagi.
Orang
miskin itu pernah ditangkap polisi. Saat dikampung sering terjadi pencurian, ia
sebagai warga miskin, dituduh melakukan pencurian. Akhirnya ia dipukuli dan
diintrogasi.
Banyak
orang berkerumunan pada sore itu, kabarnya ada yang tewas, aku kira orang
miskin itu yang tewas karena dipukuli warga. Ternyata perempuan yang baru
melahirkan mati bunuh diri bersama anaknya.
Sekarang
orang miskin itu memiliki kartu nama yang tertengger gagah bertuliskan jabatan
: orang miskin. Ia telihat keren, ia sering keliling kampong sampil menenteng
ponsel sambil bersiul .
Saat
tubuhnya digerogoti penyakit, dengan entengnya ia pergi ke rumah sakit dengan
bermodalkan Kartu Tanda Miskin. Beruntung sekali orang miskin itu memiliki anak
dan istri yang tabah.
Suatu
sore, orang miskin itu mengajak anak dan istrinya berbelanja ke mal. Mereka
memborong apa saja yang mereka inginkan. Saat di kasir, ia menyerahkan Kartu
Tanda Miskin itu, tentu saja petugas keamanan langsung mengusirnya.
Ia
tenang saat anak-anaknya tidak bisa sekolah. Ia berfikir sekolah itu tidak
dapat merubah nasib mereka. Saat mendengar itu, aku kembali memasukan amplop
yang hendak kuberikan ke orang miskin itu.
Takdir
selalu punya cara yang tak terduga, tanpa firasat apa-apa, orang miskin itu
mendadak mati. Anaknya terbengong melihat jasad ayahnya, sedangkan istrinya
sedari tadi menangis, bukan karena sedih tapi bingung mau membelikan kain kafan
pake apa.
Para
pelayat sudah dongkol menunggu, “kapan hendak dikuburkan?” Tanya mereka. Karena
merasa hanya bikin susah orang lain, orang miskin tadi memutuskan untuk kembali
hidup. Sejak peristiwa itu, ia sering murung mungkin karena banyak orang yang
mengolok-oloknya.
Nasib
buruk terkadang memang kurang aja, suatu hari orang miskin itu berubah menjadi
anjing. Anak-istrinya yang kelaparan segera menyembelihnya.
min, aku gak ngerti deh kenapa si orang miskin itu hidup kembali abis itu berubah jadi anjing? tau maksudnya gak min?
ReplyDeletekarya siapa ini?
ReplyDeleteagus noor bukan
Deletesinopsis pake kata aku ya?
ReplyDeleteIya, pakai aku. Soalnya di cerpen tdk dikatakan namanya
ReplyDeleteJd sdt pandang org ke satu
Ini mah cerita lengkapnya bu ukan sinopsis sinopsis itukan berupa ring kasannya
DeleteRingkaslah teks cerpen tersebut dengan baik!
ReplyDelete