KASIHMU
IBU
Diceritakan
bahwa Alif adalah seorang anak yang rajin dan patuh kepada ibunya. Diruang
tengah, Alif mencurahkan isi hatinya kepada Ibu dan Kakaknya. Diam-diam Alif
menyukai teman sekelasnya, Ana namanya.
Alif : “ Ibu, Alif mau curhat nih. Wajar nggak sih,
bu kalau Alif mulai suka sama cewek?”
Nana : “ Ya wajar lah, masak kamu suka sama
cowok.” (sambil baca buku)
Alif : ” Yeee… aku nggak tanya sama kamu”
(melempar kertas)
Nana : “ Eh… kualat kamu”
Nurul : “ Sudah-sudah. Kalian ini apa-apaan sih. Nggak
baik berantem sama saudara sendiri”
Nana : “ Alif tuh bu yang mulai duluan”
Alif :
“Kamu”
Nana : “ Kamu”
Nurul : “ Aduh … Sudah, ibu pusing dengarnya. Alif
kalau kamu suka sama cewek itu wajar-wajar saja toh kamu sudah SMA kan?”
Alif : “ Boleh, pacaran dong bu?”
Nurul : “kamu boleh- boleh aja pacaran, asalkan kamu
tisak lupa sama kewajibanmu sebgai pelajar, kamu harus tekun belajar”
Alif : “ yang benar bu? Makasih bu, Alif janji
nggak akan ngecewain ibu”
Beberapa
hari kemudian, sepulang sekolah, tak ada angin tak ada hujan raut muka Alif
berbeda dengan biasanya. Dari raut wajahnya terlihat bahwa dia sedang kesal.
Alif : “ Sebel” (sambil membanting tangnya
kelantai)
Nurul R : “ Ada apa, Alif.
Kenapa datang-datang sudah marah-marah begini”
Nurul S : “ Iya nih. Nggak
sopan banget”
Alif : “ Diam kalian semua” (nada meninggi)
(Ibu dan adik kaget)
“ Tak ada yang bisa dibanggakan dari keluarga
ini lagi. Alif capek, tiap hari harus kerja keras.”
Nurul S : “ Kakak, kok
ngomongnya gitu sama ibu.”
Alif : “ Eh, kamu anak kecil masih bau kencur
nggak usah sok tau ya.”
Nurul R : “ Astaghfirullah,
ada apa dengan kamu , Alif?” (Matanya berkaca-kaca)
Alif : “ Arrrrgghhhh… Percuma ngomong sama
ibu.” (meninggalkan ruang tamu)
Nurul S : “ Ibu maafin kak
Alif ya…”
Nurul R : “ Iya. Ibu maafin
Kak Alif kok” (sambil menyeka air matanya)
Malam
hari saat Alif sedang mengerjakan PR diruang tengah. Tiba-tiba kakaknya datang.
Dengan raut muka sedih dan kecewa kakaknya menghampiri Alif.
Nana : “Apa yang sudah kamu lakukan ke Ibu?”
Alif : “Apa maksud kakak?”
Nana : “ Alah… jangan pura-pura tidak tahu. Kamu
udah bikin Ibu menangis.”
Alif
: “ Aku tidak merasa membuat Ibu
menangis. Harusnya Ibu dapat hikmah dari kejadian ini.”
Nana : “ Hikmah apa?” (matanya berkaca-kaca)
Alif
: “ Pelajaran untuk bisa lebih giat
cari uangnya. Biar Alif bisa main bareng temen-temen.”
Nana
: “ Tidak seharusnya kamu bersikap
seperti itu. Kamu bisa ngomong baik-baik pada ibu. Bukan dengan cara seperti
itu.”
Alif
: “ Aku juga ingin pergi bareng
temen-temen kak. Aku pengen seperti mereka yang punya apa saja yang mereka
inginkan.”
Nana
: “Ekonomi keluarga kita sedang
menipis, Alif. Kamu udah dewasa harusnya kamu bisa mengerti keadaan ini.”
Nurul
R : “ Sudah Na, jangan kau teruskan perdebatan kusir ini. Ibu yang salah. Ibu
yang tak bisa memenuhi kebutuhan kalian. Ibu terlalu lemah dan malas. Alif,
terima kasih nak, tentang pelajaran yang kamu maksud. Ibu akan bekerja keras
untuk memenuhi apa yang kamu minta. “ ( matanya berkaca-kaca dan tersenyum
simpul)
Nana
: “ Ibu….” (kata-katanya tidak
dilanjutkan dan ia meninggalkan ruang tengah)
Suasana
hening sejenak. Ibu duduk di samping Alif hendak mengajaknya bicara. Tetapi
Alif malah pergi meninggalkan Ibu sendiri. Ibu mengelus dada dan mencoba sabar.
Nurul R : “Ya Allah, Ya
Tuhanku… Maafkanlah hamba, maafkanlah kelembahan hamba ini. Berilah hamba kekuatan agar hamba dapat
memenuhi kebutuhan anak-anak hamba” (berkata dalam hati. Menghela napas )
Suatu
hari disekolah, tepatnya dikelas XI IPA 6, Alif sedang duduk dibangkunya.
Tiba-tiba matanya tertuju pada segerombolan anak perempuan yang ada di bangku
depan. Ana, Lysa dan Febryana sedang berbincang-bincang ringan.
Febry : “ Ana, liat tuh. Kamu diliatin sama Alif
loh.”
Febryana & Lysa : “
cieeee”
Lysa : “ Iya. Kata Alvian, Alif suka sama kamu
loh”
Ana : “ Apaan sih. Kita tuh temen.” (sambil melirik ke alif)
Febry : “ Eh… malah mikirin Alif lagi. Konsen ke
Matematika dululah. “
Lysa : “ Iya…iya.. tadi tuh iklan.hahaha “
Alif
mendekati gerombolan Ana, Lysa dan Febryana.
Alif : “ Hy… Ehm.. boleh gabung tidak?” (Ana,
Lysa & Febryana saling berpandangan)
Ana : “ Boleh kok”
Lysa : “ Bagi Ana apa sih yang nggak buat kamu.
Hahahha” (Ana menunduk)
Mereka
belajar bersama. Sesekali Ana dan Alif melirik satu sama lain.
Alif : “ Ana, boleh ngomong sebentar nggak?”
Ana : “ Ehm… boleh”
Alif : “mmmm anu.., sebenarnya, Kamu udah punya
pacar belum sih?” (agak gugup)
Febry : “ Belum-belum…!” (menyahut)
Lysa : “hmmmm… Modus nih.”
Ana : “ hih… kalian apaan sih?”
Febry : “ kalau suka bilang saja. Toh Ana juga suka
sama kamu” (menutup mulut)
Ana : “ sssstttt”
Lysa : “ tapi benar kan An ?”(muka ana memerah
dan merasa malu dan salah tingkah)
Alif : “ itu semua benar , An? Jadi kamu juga
suka sama aku?”
Lysa dan febry : “ hmmm
jujur sana” (sambil menyenggol ana)
Alif :” an, aku boleh bicara jujur nggak sama
kamu?”
Ana :” emmmt”
Lysa : “ boleh-boleh… “ (menyahut)
Febry :” iya dengan senang hati.”
Ana : “ hih.. kalian tuh apaan sih?”
Lysa : “ udah nggak usah malu-malu gitu”
Febry : “ yaudah lys, kita ke kamar mandi aja yuk!”
Lysa “ “ yuk…”
Febry dan lysa : “da ana..
bye-bye”
Febry :” Alif, good luck ya”
Alif : “ okey pasti”
Ana : “ oh, e.. tadi kamu mau bilang apa?”
Alif :” emt.. sebenarnya aku tuh sudah lama
suka sama kamu, tetapi selama ini aku malu mengungkapkan itu semua.
Ana : “terus?”
Alif : “ ya .. sekarang ini aku uda punya
keberanian buat ngungkapin semuanya. Langsung aja ya… would you be my girl?”
Ana : “ heh!!” (bimbang + seneng)
Alif : “ gimana?”
Ana : “ Ehmm.. ya. Aku mau”
Alif : “ jadi sekarang kita udah jadian kan?”
Ana : “menurut kamu?”
Alif : “Iya dong, sayang”
Ana : “ya… tapi nggak usah gitu juga kali, hehe”
Back sound : Taylor Swift -
crazier
Saat
sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Alvian masuk kedalam kelas. Ia memanggil Alif
dan membisikkan sesuatu.
Alvian : “Hy…Alif. Aku cari
kemana-kamana nggak tahunya kamu ada disini. Aku ada kabar bagus nih.” (menarik
Alif menjauh dari Ana)
Alif : “ sebentar ya aku tinggal dulu. Kamu
nggak apa-apa kan aku tinggal sendiri?”
Ana : “ ita, nggak apa-apa kok?”
Alfian : (berbisik). “Minggu
depan ada balapan motor. Kita ditantang balapan sama Evan, anak SMA 3. Kita
harus ikut Lif. Sayang kalau nggak ikut”
Alif :” Ya. Kita harus ikut dan kita harus
memenangkan balapan kali ini. Aku bosen selalu saja di ejek mereka.”
Alfian : “ Nah gitu dong.”
Dirumah,
sepulang sekolah, Alif masuk rumah ia merengek meminta untuk dibelikan sepeda
motor baru.
Alif : “ Ibu, Alif minta beliin motor besuk.”
(sedikit marah)
Nurul R : “ Alif, kamu kan
bisa pakai sepeda motor kakakmu.” (sambil duduk diamping Alif)
Alif : “ Alif pengennya yang motor cowok bu.
Kalau pakai motor kakak, terkesan nggak gantle”
Nurul R : “ Tapi nak, motor
seperti itu mahal harganya. Ibu blum punya uang sebesar itu untuk membeli
motor”
Alif : “ Alah… Alif nggak peduli. Pokoknya Alif
pengen motor cowok. Hari Rabu harus sudah ada motor baru untuk Alif. Alif nggak
pedli bagaimana caranya ibu memperoleh uang itu. Titik!”(melemparkan sepatunya.
Menuju keruang makan)
Alif : “ IBUUUUUU………….. Mana lauknya ? Lapar
nih. Nggak ngerti banget anak baru pulang sekolah bukanya diiapin makan malah
disiapin meja kosongan. Huft”
Nurul R : “Disitu ada
temped an tahu, kan” (sambil mengambil piring tahu dan temped an
memperlihatkannya pada Alif”
Alif : “Cuma temped dan
tahu saja bu?huft” (menangkis piring dan pergi)
Nurul R : “Astaghfirullah
Alif” (memungut tempe sambil menangis)
Monolog : “Wanita yang
teramat suci… dia yang melahirkan mu. Menyusuimu. Menjagamu. Dan merawatmu.
Rela ia menjagamu saat kau terlelap. Dia yang tak tega melihatmu sedih, memikirkan
semua yang terjadi, tak tega melihatmu meneteskan air mata didunia yang hitam
ini. Tak tega melihatmu kesusahan menghadapi rintangan yang menghalang. Ibu…
dia lah wanita itu. Wanita yang suci, wanita yang terindah didunia ini, wanita
yang selama ini kau sakiti, ibu…. Maafkan kelakukan ananda selama ini. Maafkan
ananda yang lebih memilih bersama teman-teman ananda daripada menemanimu membunuh
waktu sendirimu. Ibu…. Maafkan Ananda”
(Nurul tetep menangis
tiba-tiba pingsan)
Lysa dan febry yang tadinya
bermaksud memberikan bahan makalah untuk alif melihat Ibu Alif pingsan mereka
langsung menolongnya.
Lysa : “Astaghfirullah, ibu. Alif, Alif!!. Febry
ayo kita bawa ke kursi dulu”
Febry : “oh iya… ayo” (sambil membawa ibunya Alif
kekursi). “Aku ambilin minum aja. Tapi dimana dapur nya?”
Lysa : “ Itu disana. Buruan!” (Febryana mengambil
minuman dan meminumkannya ke bu Nurul).(Bu Nurul sadar).
Febry : “ Alhamdulillah, akhirnya Ibu sadar”
Lysa : “ Iya. Mari bu kita bantu” (sambil
menyandarkan Ibu Nurul ke kursi).
Nurul R: “ Terimakasih nak.
Siapa kalian? Ada maksud apa kesini?”
Lysa : “ Begini bu, saya Lysa dan teman saya ini Febry. Kami hendak
bertemu dengan Alif. Mau memberikan bahan makalah untuk tugas bahasa Indonesia”
Febry : “ Iya bu. Betul. Alif nya ada bu?” (sambil
melihat lihat keisi rumah)
Nurul R : (menghela napas).
“ Alif sedang keluar mungkin nak”
Tiba-tiba Nurul Siti
(adiknya Alif) datang. Ia baru saja pulang sekolah.
Nurul S ; “
Assalamualaikum. Bu, Siti pulang. Ech.. ada kak Febry dan kak Lysa” (salim ke
Ibu, Febry dan Lysa)
Lysa : “ Hy Siti. Baru pulang ya?”
Nurul S : “ Iya kak. Ya
sudah Siti kekamar dulu ya kak. Mari kak.” (menuju ke kamar).
Febry : “ kalau begitu kami juga pamit pulang dulu
bu. Ini kami titip tugas untuk Alif.”
Nurul R : “ Iya nak, nanti
Ibu sampaikan” (berjabat tangan)
Lysa dan Febry : “ Assalamua’alikum”
Ibu
nurul kembali merenung. Ia memikirkan apa yang baru saja terjadi. Tiba-tiba
juga terlintas dibenaknya tentang kata-kata dokter muda didesanya. Terlintas
dibenaknya untuk pergi menyendiri. Ia mengemasi barang-barangnya. Menulis surat
untuk ketiga anaknya. Kemudian diletakkannya surat itu di meja makan. Bersama
bahan makalah untuk Alif.
Nana : “ Ibu,aku pulang” (Ia mencari kesana
kemari. Tapi ia tak menemukan ibunya). “ Surat apa ini?” (membuka surat.
Tiba-tiba air matanya menetes. Ia bersadar di kursi masih tetap menangis)
Alif : “ Kenapa kak?”
Nana : “ Semua ini gara-gara kamu!”
Alif : “ Kenapa bisa salahku? Memangnya ada
apa?”
Nana : “ Baca surat ini” (menyerahkan surat) (Alif
membaca suratnya perlahan air matanya menetes)
“Teruntuk
anak-anakku Nana, Alif dan Siti.”
Maafkan
ibumu yang lemah ini. Yang selalu merepotkan kalian. Membuat kalian jengkel.
Maafkan ibu yang tak bisa memenuhi kebutuhan kalian. Ibu tahu, kalian tak ingin
hidup susah seperti ini. Ibu sadari kalian telah beranjak dewasa. Kalian butuh
ini dan itu dan maafkan ibu tak bisa memberikannya untukmu
Selama
ini, bukan maksud Ibu untuk membuat kalian kesal, marah ataupun sedih. Ibu
ingin kalian semua bahagian. Ibu ingin kalian tersenyum. Biarlah ibu yang
menghadapi rintangan yang menghalang. Sebelumnya, Alif, maafkan ibu yang belum
bisa membelikan apa yang kami inginkan. Maafkan Ibu nak. Ibu janji suatu hari,
ibu akan kembali dan membelikanmu motor seperti yang kamu inginkan. Nana, jaga
adik-adik mu. Tegarlah dengan semua ini. Ibu janji suatu hari nanti kita akan
bertemu kembali.
Ibu
pergi bukan karena tak sayang pada kalian. Ibu sangat sayang pada kalian. Ibu
pergi untuk menenangkan hati Ibu. Maafkan keputusan Ibu mu yang lemah ini.
Ibu
Alif : “ Ibu….”(menangis)” Maafkan Alif bu.
Alif telah berdosa bu. Ibu….”
Nana : “ Tak ada gunanya kamu menangis. Semua
sudah terlambat”
Sebulan telah berlalu…..
Ana : (sedang telepon)“Iya… aku lagi dirumah sakit.”
Suara dibalik telepon
(febryana ) : “ ngapain? Siapa yang sakit?”
Ana : “ karyawatinya Ayahku”
Ferbyana : “ Kamu sama
siapa? Nanti jadikan kita latihan buat drama?”
Ana : “ hmm.. sama Alif. Iya nanti aku sama Alif nyusul kalian aja
ya… yasudah bye-bye”
Alif : “ kita mau nengokin siapa sih, An?”
Ana : “ Karyawatinya ayahku. Kasian banget Ibu itu. Dia pergi dari
rumahnya, katanya sih dia pengen buat anaknya bahagia. Aneh ya… selama ini dia
tinggal di gudang restoran ayahku.”
Alif : “ Kasian ya Ibu itu. Aku jadi kepikiran
Ibuku.” (menunduk)
Ana : “ Sorry lif, aku nggak bermaksud bikin kamu sedih.”
Alif : “Iya nggak papa. Aku kangen Ibuku.”
Ana : “ Yasudah. Kita tunggu disini dulu aja ya. Mungkin 15 menit
lagi operasinya selesai”
Alif : “ Sakit apa ibu itu?”
Ana : “ Sakit ginjal. Kasian pokoknya. Bahkan saat sakit ibu itu
nggak mau anaknya tahu kalau dia lagi sakit. Beliau nggak mau anaknya sedih.
Ech… masuk yuk.”
Mereka
memasuki kamar pasien.
Ana : “ Ibu itu mungkin belum sadar”
Tiba-tiba
Alif berhenti. Ia melangkah perlahan. Tiba-tiba air matanya jatuh dan menangis
di samping pasien itu. Pasien itu adalah Ibunya yang selama ini pergi.
Alif : “ Ibu…. Ibu ini Alif bu. Bangun Bu…
Maafkan Alif. Ibu bangun!!! Maafkan Alif bu…” (menangis dan berteriak histeris)
Ana : “ Alif… jadi ini … ini Ibu kamu yang selama ini pergi?”
Alif : “ Iya An. Semua ini salah ku. Aku tak
bisa melindungi Ibuku. Aku salah An. Ibu… bangunlah bu.”
Ana : “ Sudah Alif. Ibumu baru saja menjalani operasi. Biarkan dia
istirahat”
Alif : “ Aku takut An, aku takut kehilangan
Ibuku untuk kedua kalinya.”
Ana : “ Tidak. Ibu mu akan sadar dan akan kembali ditengah-tengah
kalian lagi. Ayo kita keluar dulu.”
Alif : “ Tidak. Aku ingin disini bersama Ibuku.
Aku ingin menemaninya disetiap detik.”
Ana : “ Yasudah, aku telepon kakakmu dulu. Aku akan memberikan kabar
ini untuknya.” (keluar ruangan.”
(melakukan sesuatu ex :
nyapu aku merapikan tempat tidur ibunya. Dll)
Backsound : Melly – Bunda
Nana, Siti, Ana, Lysa, dan
Febry datang.
Nana : “ Ibu….” (menangis disamping tempat tidur
ibunya) “ bangun bu”
Alif : “ kak… Maafin Alif ya”
(menarik alif kesudut)
Nana : “ Saat Ibu sadar nanti, jangan kau sakiti
lagi hati ibu. Kamu telah terlalu sering menyakiti ibu, Alif”
Pada saat Nana sedang memarahi alif, tiba-tiba ibu
tersadar. Nana dan Alif berlarian mendekati ibunya.
Nurul R : “ Nana, Alif,
Siti….” (suaranyaa berat seperti menahan sakit) (semua mendekat ke Ibu)
Nana : “ Ibu Akhirnya Ibu sadar… maafkan kami
selama ini bu.”
Alif : “ Maafkan Alif yang selalu menyakiti
hati Ibu. Maafkan Alif bu.”(sambil mencium tangan ibunya dan menangis”
Nurul S : “ Siti juga minta
maaf pada Ibu. Siti rindu ibu”
Nurul R : “sudah nak,
sebelum kamu meminta maaf. Ibu sudah memaafkan kamu.”
Backsound : Reza – Cinta
menbawamu kembali
Beberapa
hari kemudian, setelah menjalani perawatan. Kondisi Ibu Nurul semakin membaik. Ibu
sudah boleh kembali kerumah. Ana, Lysa dan Febry berkunjung ke rumah Alif dan
membawa buah-buahan.
Ana : “ Bagaimana bu keadaannya? Sudah sehat?”
Nurul R : “ Alhamdulillah
sudah nak”
Ana : “ Ibu dan ayah titip salam untuk ibu. Beliau berhalangan hadir
mungkin besuk.”
Nurul R : “ Tak usah
repot-repot Nak Ana. Ibu sangat berterimakasih dengan kebaikan hati keluarga
Nak Ana yag telah membantu ini selama ini.”
Ana : “ Sama-sama bu”
Ferby : “ Alifnya kemana bu?”
Lysa : “ Hush… kamu tuh”
Febry : “ kali aja Ana mau ketemu Alif gitu,
maksudnya”
Lysa : “ terus gue mesti koprol sambil bilang WOW
gitu??”
Febry : “Iya , Wajib banget malah” (semua tertawa)
Nurul S : “ (membawa
minuman) “ ini kak diminum dulu”
Ana, Lysa , Febry : “ Iya
siti. Makasih” (kompak) Alif datang.
Nurul S :” kak, dicari Kak
Ana tuh”
Semua : “Cieeee…”
Ana : “ Apaan sih”
Semua : tertawa.
Backsound – Melly- bunda.
-THE
END-
No comments:
Post a Comment