Sunday, November 4, 2012

Skenario Drama tentang KASIHMU IBU


KASIHMU IBU


Diceritakan bahwa Alif adalah seorang anak yang rajin dan patuh kepada ibunya. Diruang tengah, Alif mencurahkan isi hatinya kepada Ibu dan Kakaknya. Diam-diam Alif menyukai teman sekelasnya, Ana namanya.
Alif       : “ Ibu, Alif mau curhat nih. Wajar nggak sih, bu kalau Alif mulai suka sama cewek?”
Nana    : “ Ya wajar lah, masak kamu suka sama cowok.” (sambil baca buku)
Alif       : ” Yeee… aku nggak tanya sama kamu” (melempar kertas)
Nana    : “ Eh… kualat kamu”
Nurul   : “ Sudah-sudah. Kalian ini apa-apaan sih. Nggak baik berantem sama saudara sendiri”
Nana    : “ Alif tuh bu yang mulai duluan”
Alif       : “Kamu”
Nana    : “ Kamu”
Nurul   : “ Aduh … Sudah, ibu pusing dengarnya. Alif kalau kamu suka sama cewek itu wajar-wajar saja toh kamu sudah SMA kan?”
Alif       : “ Boleh, pacaran dong bu?”
Nurul   : “kamu boleh- boleh aja pacaran, asalkan kamu tisak lupa sama kewajibanmu sebgai pelajar, kamu harus tekun belajar”
Alif       : “ yang benar bu? Makasih bu, Alif janji nggak akan ngecewain ibu”
Beberapa hari kemudian, sepulang sekolah, tak ada angin tak ada hujan raut muka Alif berbeda dengan biasanya. Dari raut wajahnya terlihat bahwa dia sedang kesal.
Alif       : “ Sebel” (sambil membanting tangnya kelantai)
Nurul R : “ Ada apa, Alif. Kenapa datang-datang sudah marah-marah begini”
Nurul S : “ Iya nih. Nggak sopan banget”
Alif       : “ Diam kalian semua” (nada meninggi) (Ibu dan adik kaget)
             “ Tak ada yang bisa dibanggakan dari keluarga ini lagi. Alif capek, tiap hari harus kerja keras.”
Nurul S : “ Kakak, kok ngomongnya gitu sama ibu.”
Alif       : “ Eh, kamu anak kecil masih bau kencur nggak usah sok tau ya.”
Nurul R : “ Astaghfirullah, ada apa dengan kamu , Alif?” (Matanya berkaca-kaca)
Alif       : “ Arrrrgghhhh… Percuma ngomong sama ibu.” (meninggalkan ruang tamu)
Nurul S : “ Ibu maafin kak Alif ya…”
Nurul R : “ Iya. Ibu maafin Kak Alif kok” (sambil menyeka air matanya)
Malam hari saat Alif sedang mengerjakan PR diruang tengah. Tiba-tiba kakaknya datang. Dengan raut muka sedih dan kecewa kakaknya menghampiri Alif.
Nana    : “Apa yang sudah kamu lakukan ke Ibu?”
Alif       : “Apa maksud kakak?”
Nana    : “ Alah… jangan pura-pura tidak tahu. Kamu udah bikin Ibu menangis.”
Alif       : “ Aku tidak merasa membuat Ibu menangis. Harusnya Ibu dapat hikmah dari kejadian ini.”
Nana    : “ Hikmah apa?” (matanya berkaca-kaca)
Alif       : “ Pelajaran untuk bisa lebih giat cari uangnya. Biar Alif bisa main bareng temen-temen.”
Nana    : “ Tidak seharusnya kamu bersikap seperti itu. Kamu bisa ngomong baik-baik pada ibu. Bukan dengan cara seperti itu.”
Alif       : “ Aku juga ingin pergi bareng temen-temen kak. Aku pengen seperti mereka yang punya apa saja yang mereka inginkan.”
Nana    : “Ekonomi keluarga kita sedang menipis, Alif. Kamu udah dewasa harusnya kamu bisa mengerti keadaan ini.”
Nurul R : “ Sudah Na, jangan kau teruskan perdebatan kusir ini. Ibu yang salah. Ibu yang tak bisa memenuhi kebutuhan kalian. Ibu terlalu lemah dan malas. Alif, terima kasih nak, tentang pelajaran yang kamu maksud. Ibu akan bekerja keras untuk memenuhi apa yang kamu minta. “ ( matanya berkaca-kaca dan tersenyum simpul)
Nana    : “ Ibu….” (kata-katanya tidak dilanjutkan dan ia meninggalkan ruang tengah)
Suasana hening sejenak. Ibu duduk di samping Alif hendak mengajaknya bicara. Tetapi Alif malah pergi meninggalkan Ibu sendiri. Ibu mengelus dada dan mencoba sabar.
Nurul R : “Ya Allah, Ya Tuhanku… Maafkanlah hamba, maafkanlah kelembahan hamba ini.  Berilah hamba kekuatan agar hamba dapat memenuhi kebutuhan anak-anak hamba” (berkata dalam hati. Menghela napas )
Suatu hari disekolah, tepatnya dikelas XI IPA 6, Alif sedang duduk dibangkunya. Tiba-tiba matanya tertuju pada segerombolan anak perempuan yang ada di bangku depan. Ana, Lysa dan Febryana sedang berbincang-bincang ringan.
Febry   : “ Ana, liat tuh. Kamu diliatin sama Alif loh.”
Febryana & Lysa : “ cieeee”
Lysa     : “ Iya. Kata Alvian, Alif suka sama kamu loh”
Ana      : “ Apaan sih. Kita tuh temen.” (sambil melirik ke alif)
Febry   : “ Eh… malah mikirin Alif lagi. Konsen ke Matematika dululah. “
Lysa     : “ Iya…iya.. tadi tuh iklan.hahaha “
Alif mendekati gerombolan Ana, Lysa dan Febryana.
Alif       : “ Hy… Ehm.. boleh gabung tidak?” (Ana, Lysa & Febryana saling berpandangan)
Ana      : “ Boleh kok”
Lysa     : “ Bagi Ana apa sih yang nggak buat kamu. Hahahha” (Ana menunduk)
Mereka belajar bersama. Sesekali Ana dan Alif melirik satu sama lain.
Alif       : “ Ana, boleh ngomong sebentar nggak?”
Ana      : “ Ehm… boleh”
Alif       : “mmmm anu.., sebenarnya, Kamu udah punya pacar belum sih?” (agak gugup)
Febry   : “ Belum-belum…!” (menyahut)
Lysa     : “hmmmm… Modus nih.”
Ana      : “ hih… kalian apaan sih?”
Febry   : “ kalau suka bilang saja. Toh Ana juga suka sama kamu” (menutup mulut)
Ana      : “ sssstttt”
Lysa     : “ tapi benar kan An ?”(muka ana memerah dan merasa malu dan salah tingkah)
Alif       : “ itu semua benar , An? Jadi kamu juga suka sama aku?”
Lysa dan febry : “ hmmm jujur sana” (sambil menyenggol ana)
Alif       :” an, aku boleh bicara jujur nggak sama kamu?”
Ana      :” emmmt”
Lysa     : “ boleh-boleh… “ (menyahut)
Febry   :” iya dengan senang hati.”
Ana      : “ hih.. kalian tuh apaan sih?”
Lysa     : “ udah nggak usah malu-malu gitu”
Febry   : “ yaudah lys, kita ke kamar mandi aja yuk!”
Lysa     “ “ yuk…”
Febry dan lysa : “da ana.. bye-bye”
Febry   :” Alif, good luck ya”
Alif       : “ okey pasti”
Ana      : “ oh, e.. tadi kamu mau bilang apa?”
Alif       :” emt.. sebenarnya aku tuh sudah lama suka sama kamu, tetapi selama ini aku malu mengungkapkan itu semua.
Ana      : “terus?”
Alif       : “ ya .. sekarang ini aku uda punya keberanian buat ngungkapin semuanya. Langsung aja ya… would you be my girl?”
Ana      : “ heh!!” (bimbang + seneng)
Alif       : “ gimana?”
Ana      : “ Ehmm.. ya. Aku mau”
Alif       : “ jadi sekarang kita udah jadian kan?”
Ana      : “menurut kamu?”
Alif       : “Iya dong, sayang”
Ana      : “ya… tapi nggak usah gitu juga kali, hehe”
Back sound : Taylor Swift - crazier
Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Alvian masuk kedalam kelas. Ia memanggil Alif dan membisikkan sesuatu.
Alvian : “Hy…Alif. Aku cari kemana-kamana nggak tahunya kamu ada disini. Aku ada kabar bagus nih.” (menarik Alif menjauh dari Ana)
Alif       : “ sebentar ya aku tinggal dulu. Kamu nggak apa-apa kan aku tinggal sendiri?”
Ana      : “ ita, nggak apa-apa kok?”
Alfian : (berbisik). “Minggu depan ada balapan motor. Kita ditantang balapan sama Evan, anak SMA 3. Kita harus ikut Lif. Sayang kalau nggak ikut”
Alif       :” Ya. Kita harus ikut dan kita harus memenangkan balapan kali ini. Aku bosen selalu saja di ejek mereka.”
Alfian : “ Nah gitu dong.”
Dirumah, sepulang sekolah, Alif masuk rumah ia merengek meminta untuk dibelikan sepeda motor baru.
Alif       : “ Ibu, Alif minta beliin motor besuk.” (sedikit marah)
Nurul R : “ Alif, kamu kan bisa pakai sepeda motor kakakmu.” (sambil duduk diamping Alif)
Alif       : “ Alif pengennya yang motor cowok bu. Kalau pakai motor kakak, terkesan nggak gantle”
Nurul R : “ Tapi nak, motor seperti itu mahal harganya. Ibu blum punya uang sebesar itu untuk membeli motor”
Alif       : “ Alah… Alif nggak peduli. Pokoknya Alif pengen motor cowok. Hari Rabu harus sudah ada motor baru untuk Alif. Alif nggak pedli bagaimana caranya ibu memperoleh uang itu. Titik!”(melemparkan sepatunya. Menuju keruang makan)
Alif       : “ IBUUUUUU………….. Mana lauknya ? Lapar nih. Nggak ngerti banget anak baru pulang sekolah bukanya diiapin makan malah disiapin meja kosongan. Huft”
Nurul R : “Disitu ada temped an tahu, kan” (sambil mengambil piring tahu dan temped an memperlihatkannya pada Alif”
Alif : “Cuma temped dan tahu saja bu?huft” (menangkis piring dan pergi)
Nurul R : “Astaghfirullah Alif” (memungut tempe sambil menangis)
Monolog : “Wanita yang teramat suci… dia yang melahirkan mu. Menyusuimu. Menjagamu. Dan merawatmu. Rela ia menjagamu saat kau terlelap. Dia yang tak tega melihatmu sedih, memikirkan semua yang terjadi, tak tega melihatmu meneteskan air mata didunia yang hitam ini. Tak tega melihatmu kesusahan menghadapi rintangan yang menghalang. Ibu… dia lah wanita itu. Wanita yang suci, wanita yang terindah didunia ini, wanita yang selama ini kau sakiti, ibu…. Maafkan kelakukan ananda selama ini. Maafkan ananda yang lebih memilih bersama teman-teman ananda daripada menemanimu membunuh waktu sendirimu. Ibu…. Maafkan Ananda”
(Nurul tetep menangis tiba-tiba pingsan)
Lysa dan febry yang tadinya bermaksud memberikan bahan makalah untuk alif melihat Ibu Alif pingsan mereka langsung menolongnya.
Lysa     : “Astaghfirullah, ibu. Alif, Alif!!. Febry ayo kita bawa ke kursi dulu”
Febry   : “oh iya… ayo” (sambil membawa ibunya Alif kekursi). “Aku ambilin minum aja. Tapi dimana dapur nya?”
Lysa     : “ Itu disana. Buruan!” (Febryana mengambil minuman dan meminumkannya ke bu Nurul).(Bu Nurul sadar).
Febry   : “ Alhamdulillah, akhirnya Ibu sadar”
Lysa     : “ Iya. Mari bu kita bantu” (sambil menyandarkan Ibu Nurul ke kursi).
Nurul R: “ Terimakasih nak. Siapa kalian? Ada maksud apa kesini?”
Lysa     : “ Begini bu, saya Lysa dan teman saya ini Febry. Kami hendak bertemu dengan Alif. Mau memberikan bahan makalah untuk tugas bahasa Indonesia”
Febry   : “ Iya bu. Betul. Alif nya ada bu?” (sambil melihat lihat keisi rumah)
Nurul R : (menghela napas). “ Alif sedang keluar mungkin nak”
Tiba-tiba Nurul Siti (adiknya Alif) datang. Ia baru saja pulang sekolah.
Nurul S ; “ Assalamualaikum. Bu, Siti pulang. Ech.. ada kak Febry dan kak Lysa” (salim ke Ibu, Febry dan Lysa)
Lysa     : “ Hy Siti. Baru pulang ya?”
Nurul S : “ Iya kak. Ya sudah Siti kekamar dulu ya kak. Mari kak.” (menuju ke kamar).
Febry   : “ kalau begitu kami juga pamit pulang dulu bu. Ini kami titip tugas untuk Alif.”
Nurul R : “ Iya nak, nanti Ibu sampaikan” (berjabat tangan)
Lysa  dan Febry : “ Assalamua’alikum”
Ibu nurul kembali merenung. Ia memikirkan apa yang baru saja terjadi. Tiba-tiba juga terlintas dibenaknya tentang kata-kata dokter muda didesanya. Terlintas dibenaknya untuk pergi menyendiri. Ia mengemasi barang-barangnya. Menulis surat untuk ketiga anaknya. Kemudian diletakkannya surat itu di meja makan. Bersama bahan makalah untuk Alif.
Nana    : “ Ibu,aku pulang” (Ia mencari kesana kemari. Tapi ia tak menemukan ibunya). “ Surat apa ini?” (membuka surat. Tiba-tiba air matanya menetes. Ia bersadar di kursi masih tetap menangis)
Alif       : “ Kenapa kak?”
Nana    : “ Semua ini gara-gara kamu!”
Alif       : “ Kenapa bisa salahku? Memangnya ada apa?”
Nana    : “ Baca surat ini” (menyerahkan surat) (Alif membaca suratnya perlahan air matanya menetes)
“Teruntuk anak-anakku Nana, Alif dan Siti.”
Maafkan ibumu yang lemah ini. Yang selalu merepotkan kalian. Membuat kalian jengkel. Maafkan ibu yang tak bisa memenuhi kebutuhan kalian. Ibu tahu, kalian tak ingin hidup susah seperti ini. Ibu sadari kalian telah beranjak dewasa. Kalian butuh ini dan itu dan maafkan ibu tak bisa memberikannya untukmu
Selama ini, bukan maksud Ibu untuk membuat kalian kesal, marah ataupun sedih. Ibu ingin kalian semua bahagian. Ibu ingin kalian tersenyum. Biarlah ibu yang menghadapi rintangan yang menghalang. Sebelumnya, Alif, maafkan ibu yang belum bisa membelikan apa yang kami inginkan. Maafkan Ibu nak. Ibu janji suatu hari, ibu akan kembali dan membelikanmu motor seperti yang kamu inginkan. Nana, jaga adik-adik mu. Tegarlah dengan semua ini. Ibu janji suatu hari nanti kita akan bertemu kembali.
Ibu pergi bukan karena tak sayang pada kalian. Ibu sangat sayang pada kalian. Ibu pergi untuk menenangkan hati Ibu. Maafkan keputusan Ibu mu yang lemah ini.
Ibu
Alif       : “ Ibu….”(menangis)” Maafkan Alif bu. Alif telah berdosa bu. Ibu….”
Nana    : “ Tak ada gunanya kamu menangis. Semua sudah terlambat”
Sebulan telah berlalu…..
Ana      : (sedang telepon)“Iya… aku lagi dirumah sakit.”
Suara dibalik telepon (febryana ) : “ ngapain? Siapa yang sakit?”
Ana      : “ karyawatinya Ayahku”
Ferbyana : “ Kamu sama siapa? Nanti jadikan kita latihan buat drama?”
Ana      : “ hmm.. sama Alif. Iya nanti aku sama Alif nyusul kalian aja ya… yasudah bye-bye”
Alif       : “ kita mau nengokin siapa sih, An?”
Ana      : “ Karyawatinya ayahku. Kasian banget Ibu itu. Dia pergi dari rumahnya, katanya sih dia pengen buat anaknya bahagia. Aneh ya… selama ini dia tinggal di gudang restoran ayahku.”
Alif       : “ Kasian ya Ibu itu. Aku jadi kepikiran Ibuku.” (menunduk)
Ana      : “ Sorry lif, aku nggak bermaksud bikin kamu sedih.”
Alif       : “Iya nggak papa. Aku kangen Ibuku.”
Ana      : “ Yasudah. Kita tunggu disini dulu aja ya. Mungkin 15 menit lagi operasinya selesai”
Alif       : “ Sakit apa ibu itu?”
Ana      : “ Sakit ginjal. Kasian pokoknya. Bahkan saat sakit ibu itu nggak mau anaknya tahu kalau dia lagi sakit. Beliau nggak mau anaknya sedih. Ech… masuk yuk.”
Mereka memasuki kamar pasien.
Ana      : “ Ibu itu mungkin belum sadar”
Tiba-tiba Alif berhenti. Ia melangkah perlahan. Tiba-tiba air matanya jatuh dan menangis di samping pasien itu. Pasien itu adalah Ibunya yang selama ini pergi.
Alif       : “ Ibu…. Ibu ini Alif bu. Bangun Bu… Maafkan Alif. Ibu bangun!!! Maafkan Alif bu…” (menangis dan berteriak histeris)
Ana      : “ Alif… jadi ini … ini Ibu kamu yang selama ini pergi?”
Alif       : “ Iya An. Semua ini salah ku. Aku tak bisa melindungi Ibuku. Aku salah An. Ibu… bangunlah bu.”
Ana      : “ Sudah Alif. Ibumu baru saja menjalani operasi. Biarkan dia istirahat”
Alif       : “ Aku takut An, aku takut kehilangan Ibuku untuk kedua kalinya.”
Ana      : “ Tidak. Ibu mu akan sadar dan akan kembali ditengah-tengah kalian lagi. Ayo kita keluar dulu.”
Alif       : “ Tidak. Aku ingin disini bersama Ibuku. Aku ingin menemaninya disetiap detik.”
Ana      : “ Yasudah, aku telepon kakakmu dulu. Aku akan memberikan kabar ini untuknya.” (keluar ruangan.”
(melakukan sesuatu ex : nyapu aku merapikan tempat tidur ibunya. Dll)
 Backsound : Melly – Bunda
Nana, Siti, Ana, Lysa, dan Febry datang.
Nana    : “ Ibu….” (menangis disamping tempat tidur ibunya) “ bangun bu”
Alif       : “ kak… Maafin Alif ya”
(menarik alif kesudut)
Nana    : “ Saat Ibu sadar nanti, jangan kau sakiti lagi hati ibu. Kamu telah terlalu sering menyakiti ibu, Alif”
            Pada saat Nana sedang memarahi alif, tiba-tiba ibu tersadar. Nana dan Alif berlarian mendekati ibunya.
Nurul R : “ Nana, Alif, Siti….” (suaranyaa berat seperti menahan sakit) (semua mendekat ke Ibu)
Nana    : “ Ibu Akhirnya Ibu sadar… maafkan kami selama ini bu.”
Alif       : “ Maafkan Alif yang selalu menyakiti hati Ibu. Maafkan Alif bu.”(sambil mencium tangan ibunya dan menangis”
Nurul S : “ Siti juga minta maaf pada Ibu. Siti rindu ibu”
Nurul R : “sudah nak, sebelum kamu meminta maaf. Ibu sudah memaafkan kamu.”
Backsound : Reza – Cinta menbawamu kembali
Beberapa hari kemudian, setelah menjalani perawatan. Kondisi Ibu Nurul semakin membaik. Ibu sudah boleh kembali kerumah. Ana, Lysa dan Febry berkunjung ke rumah Alif dan membawa buah-buahan.
Ana      : “ Bagaimana bu keadaannya? Sudah sehat?”
Nurul R : “ Alhamdulillah sudah nak”
Ana      : “ Ibu dan ayah titip salam untuk ibu. Beliau berhalangan hadir mungkin besuk.”
Nurul R : “ Tak usah repot-repot Nak Ana. Ibu sangat berterimakasih dengan kebaikan hati keluarga Nak Ana yag telah membantu ini selama ini.”
Ana      : “ Sama-sama bu”
Ferby   : “ Alifnya kemana bu?”
Lysa     : “ Hush… kamu tuh”
Febry   : “ kali aja Ana mau ketemu Alif gitu, maksudnya”
Lysa     : “ terus gue mesti koprol sambil bilang WOW gitu??”
Febry   : “Iya , Wajib banget malah” (semua tertawa)
Nurul S : “ (membawa minuman) “ ini kak diminum dulu”
Ana, Lysa , Febry : “ Iya siti. Makasih” (kompak) Alif datang.
Nurul S :” kak, dicari Kak Ana tuh”
Semua : “Cieeee…”
Ana      : “ Apaan sih”
Semua : tertawa.
Backsound – Melly- bunda.
-THE END-

No comments:

Post a Comment