Friday, July 13, 2012

Cerpenku 3...


Mau Dibawa Kemana Persahabatan Kita???
Rimbunnya dedaunan di depan sekolah dasar itu, membuatku teringat kenangan masa lalu. Saat–saat dimana wajah-wajah yang masih polos dan lucu saling bercanda ria dipohon itu. Teringat saat aku yang belum mengenal arti cinta itu, tiba-tiba digoda oleh teman-temanku. Hanya rasa takut dan malu yang kutahu saat itu, sehingga akupun hanya bisa menangis.
Waktu itu, banyak cerita dan jejak yang kuingat. Walau sedikit remang-remang dan kabur. Dia. Masihkah dia seperti dulu?. Masihkah dia menjadi seorang anak kecil ingusan yang prestasinya bisa dibilang bagus. Tapi mungkin semua sudah berubah. Perlahan demi perlahan tapi pasti.
Angin berhembus menerbangkan ujung jilbab ungu mudaku. “ I miss it. The moment when I saw the little boy here.” Senyuman simpul yang berhasil kukembangkan, menghasilkan mata yang berkaca-kaca.
Beberapa minggu lagi, pohon itu akan segera ditumbangkan diganti dengan sebuah bangunan. Sangat disayangkan.
Teringat lagi, setahun yang lalu, saat kita bertemu. Walau hanya bertegur sapa. Kau berbeda the little boy, look! You’re so different!. Kau tersenyum aku pun tersenyum, semua juga tersenyum.
Masa kanak-kanak pun berevolusi menjadi masa yang tak terlupakan. Dimana aku mulai bertindak aneh, dan semakin aneh. Tertawa sendiri itu hal biasa. Menangis?? Biasa juga. Ya… CINTA yang membuatku begitu.
Walau belum mengetahui sepenuhnya apa itu cinta, aku memberanikan diri untuk sedikit mengetahui apa itu cinta. Kutanya pada temanku, mereka kehabisan kata-kata. Ada beberapa temanku yang memang mereka menganggap cinta itu adalah fitrah. Dan aku merasa jawaban itu lumayan masuk akal.
“Cinta itu nggak harus diungkapkan. Cinta juga tak harus memiliki orang yang kita cintai. Cinta itu fitrah. Dalam Islam pacaran itu dosa. Salah besar kalau orang mengartikan bahwa pacaran adalah ungkapan dari cinta itu sendiri.” Kata-kata itu terangkum dari sahabat-sahabatku di masa putih biruku.
Hal biasakah jika masa-masa itu kita mulai mengenalnya?
Disamping cinta, fikiranku tak lepas oleh sosok sahabat-sahabat yang ada disekelilingku. Ada disetiap aku membutuhkan mereka. Saat aku senang dan susah. Mantan pacar pastinya ada, tapi mantan sahabat bagiku tak ada. Sekalipun kita pernah berselisih tapi mereka adalah sahabatku.
Selepas masa putih biru, kini beralih ke masa putih abu-abu. Aku memutuskan untuk melanjutkan kesekolah yang berstatus “Negeri”. Aku memilih salah satu sekolah favorite di kabupatenku. Sehingga harus kurelakan berpisah dengan sahabat-sahabatku. Tapi aku berjanji pada diri sendiri, sayangku pada mereka tak akan pernah terpengaruh oleh jarak yang membentang diantara kami.
“Ya Alloh, Aku menyayangi mereka karena-Mu. Jangan jadikan kami hambamu yang penuh dengki. Jagalah dan naungilah persahabatan kami dengan cahya-Mu.”
Kupikir, kami akan terus berkomunikasi setiap saat. Walau hanya via SMS , Telepon, dan jejaring social. Tapi dugaanku meleset 180 derajat. Seminggu sekalipun, kami tak bisa menyempatkan diri untuk saling bertukar kabar. Aku sadar aku juga salah, terkadang aku lupa membalas sms mereka, dan terkadang aku sibuk dengan urusanku sendiri.
Jadwal untuk hang out pun, kita masih bingung. Beberapa minggu kemarin adalah jadwal hang out kita. Tapi terpaksa aku membatalkannya. Maafkan aku teman…
“Aku belum menemukan sahabat terbaik seperti kalian disekolah itu. Aku rindu kalian, saat aku capek dengan sejuta tugas sejuta kegiatan, kalian selalu ada dibelakangku. Mendorongku untuk tak menyerah. Membantu walau hanya sekedar memberi semangat dan menungguku. AKU RINDU KALIAN….”
Jika punya jam waktu… tapi semua mustahil adanya. Yang lalu biarlah berlalu. Kini kalian tetaplah sahabat terbaikku.
Menetes air mata ini saat suara klakson motor membuatku tersadar dari lamunanku. Segera aku menghampiri kakak sepupuku yang sudah selesai mengisi bensin.
“Napa kau nangis??” tanyanya sedikit panic
“Nggak, Cuma ada debu aja” jawabku sekenanya.
Kami melaju menyusuri jalan yang ramai. Tiba-tiba handphone ku bergetar. Ku buka SMS, ada 2 SMS, satu dari Kiky sahabatku yang sebangku denganku 3 tahun dan yang satu adalh sahabatku satunya lagi.
Kubalas sms kiky dengan senyum-senyum karena tertawa lucu. Kulihat sms yang lain. Dari The little boy yang kutemui di pohon itu.  Aku teringat aku ingin membuka salah satu akun miliknya. Dia menulis suatu kalimat yang membuatku merasa jealous. Mungkin waktu itu, aku merasa diduakan.
Hingga suatu hari aku menulis di akun ku tentang luapkan rasa kecewaku pada sahabatku itu. Memang dia pernah bercerita tentang entah teman atau sahabat atau kenalannya padaku. Aku menanggapinya dengan antusias. Kubiarkan sahabatku itu bahagia dengan teman barunya itu.
Akhir-akhir ini, dia sangat aneh. Mungkin aku sudah berkurang intensitasnya sebagai sahabat. Kucoba ikhlas untuk tak marah padanya. Dia sedang merasakan jatuh cinta. Tak mungkin aku merusaknya dengan keegoanku dengan alasan aku menjadi sahabatnya lebih dulu dari teman barunya itu.
Now, it’s fine. Aku tak akan mengganggu mu dengan teman baru mu itu. Silakan pilih jalanmu dan jalan  persahabatan yang pernah terjalin ini. Jika itu memang mau mu. Tapi seperti kataku, tak ada mantan sahabat. Bagiku kau masih sahabatku, sahabatku yang hilang, sahabatku yang tak seperti dulu.


#semoga semua indah pada waktunya…..#
I’ll be waiting for you 
Here inside my heart 
I’m the one who wants to love you more 

No comments:

Post a Comment