PROPOSAL PENELITIAN
“FAKTOR PENYEBAB
HIPERTENSI PADA LANSIA”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Angka
kejadian hipertensi pada lansia di Indonesia dari hasil survey kesehatan rumah
tangga tahun 1995 di Jakarta, menunjukkan tekanan darah tinggi cukup tinggi
yaitu 83 per 1000 anggota rumah tangga (Astawan, 2008). Di poli geriatri RSU
Dr. Soetomo pada tahun 2005 jumlah kasus hipertensi pada lansia sebanyak 55,9%.
Dilihat
dari beberapa faktor dominan penyebab hipertensi, faktor kelebihan berat badan
dapat meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit hipertensi. Semakin
besar massa tubuh, maka semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok
oksigen dan makanan kejaringan tubuh. Berarti volume darah yang beredar melalui
pembuluh darah meningkat, sehingga akan memberi tekanan lebih besar ke dinding
arteri. Selain itu, kelebihan berat badan dapat meningkatkan frekuensi denyut
jantung dan mengakibatkan meningkatnya tekanan darah. Faktor keturunan
menunjukkan, jika kedua orang tua kita menderita hipertensi, kemungkinan kita
terkena penyakit ini sebesar 60 %. Penelitian ini menunjukkan ada faktor gen
keturunan yang berperan. Dari faktor penambahan usia ditemukan adanya perubahan
alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Faktor kebiasaan minum kopi di
dapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam
satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg. Dari
faktor kebiasaan merokok terdapat zat kimia dalam tembakau yang dapat merusak
dinding arteri sehingga lebih rentan terhadap penumpukan plak. Zat nikotin
dalam tembakau dapat membuat kerja jantung lebih keras karena terjadi
penyempitan pembuluh darah sementara yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Dari
faktor konsumsi garam berlebih, terdapat kadar natrium klorida yang tinggi.
Natrium klorida merupakan 2 komponen mineral yang sangat diperlukan untuk
menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa, transmisi syaraf, serta
kontraksi otot. Di dalam tubuh natrium klorida yang tinggi akan mengikat komponen
– komponen cairan, dan harus dicairkan sebelum tubuh dapat menanganinya. Selain
itu, natrium klorida yang berkadar tinggi akan ditimbun oleh ginjal. Untuk
pengeluarannya ginjal harus bekerja sangat berat, dan kemungkinan ginjal
kehilangan kemampuannya untuk berfungsi secara normal. Hal ini membuat
seseorang menderita hipertensi. Dari faktor kurang tidur dapat memicu masalah
darah tinggi. Hal ini terjadi tekanan darah secara alami akan turun selama
tidur. Dari faktor kurangnya serat, dapat berisiko terjadinya penyakit
hipertensi, karena makanan berserat dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
tubuh. Tubuh yang kekurangan serat akibatnya kolesterol akan tinggi yang dapat
membentuk plak dalam arteri dan menyempit, akhirnya dapat meningkatkan darah
menjadi tinggi.
Dalam
penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan:
1.
Faktor apa sajakah yang melatarbelakangi penyakit
hipertensi pada lansia?
2.
Bagaimana pengaruh berat badan,
keturunan, konsumsi rokok dan kopi, konsumsi garam, kurang nya waktu tidur
dengan penyakit hipertensi?
3.
Bagaimana tindakan dari pihak
kesehatan masyarakat setempat dalam mencegah penyakit Hipertensi pada lansia?
4.
Bagaimana tindakan dari pihak keluarga dan penderita itu sendiri dalam
menjaga kesehatan dan mengobati hipertensi?
5.
Apakah masih digunakan obat tradisional dalam pengobatan hipertensi?
1.3 Tujuan Penulisan :
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang melatar belakangi
penyakit hipertensi pada lansia.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis keterkaitan berat badan, keturunan dan
konsumsi garam berlebih dengan penyakit hipertensi pada lansia.
3.
Untuk mengetahui, menganalisis dan mempelajari tindakan-tindakan yang
seharusnya diberikan pada penderita hipertensi lansia tersebut
4.
Untuk mengetahui dan menganalisis tindakan yang dilakukan oleh pihak
keluarga penderita dan penderita itu sendiri dalam menjaga kestabilan
kesehatannya.
5.
Untuk mengetahui, menganalisis penggunaan obat tradisional dalam
mengobati penyakit hipertensi pada lansia
1.4 Manfaat Penulisan :
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan
proposal ini antara lain :
1.
Bagi peneliti :
a.
Mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai penyebab penyakit
hipertensi pada Lansia.
b.
Mengetahui dan menerapkan hidup sehat dan berusaha menghindari penyakit
hipertensi
2. Bagi pembaca :
a.
Pembaca mendapat wawasan yang lebih mengenai Penyakit hipertensi.
b.
Pembaca dapat mengetahui penyebab-penyebab dari timbulnya penyakit
hipertensi.
c.
Pembaca dapat menjaga dirinya dari penyakit hipertensi.
3. Bagi akademis
Penelitian ini erat hubungannya dengan mata
kuliah Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Kebidanan, Keperawatan dan Ahli Gizi
sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak
yang berkepentingan dapat lebih memahami seluk beluk dari penyakit Hipertensi.
4. Bagi implementasi atau praktik.
Penelitian ini memfokuskan kepada Puskesmas sebagai objek
penelitian, sehingga diharapkan para dokter, bidan, dan perawat yang
bertanggujawab dalam penanganan kesehatan dapat menggunakan hasil penelitian
ini sebagai bahan pertimbangan keputusan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pembatasan Istilah
2.1.1
Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah
kondisi medis di mana
terjadi peningkatantekanan darah secara
kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya
tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang
selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan
jantung, gagal
jantung dan aneurisma arterial,
dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
2.1.2
Hormon
Hormon (dari bahasa
Yunani, όρμή: horman -
"yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau
antarkelompok sel. Hormon
beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor
tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.
2.1.3
Kafein
Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang
bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah "kaffein" untuk
merujuk pada senyawa kimia pada kopi.
2.1.4
Plak
Karang gigi (Plak) adalah kerak bakteri yang
berupa lapisan tidak berwarna dan lengket (kadang mengeras) yang terbentuk
diantara pertemuan gigi dengan gusi. Plak ini menyebabkan pembusukan dan
penyakit pada gusi. Karang gigi biasanya berkembang dari plak gigi yang
dibiarkan menempel pada tepi gusi. Pada umumnya Karang gigi terletak di tepi
gusi (supragingival), bisa juga masuk ke celah antara gigi dan gusi
(subgingival). Biasanya seperti karang berwarna putih-kuning sampai ada yang
kuning kehijauan
2.1.5
Zat Nikotin
Nikotina adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada
berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau dan tomat. Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal
dari hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun.Nikotina merupakan racun saraf yang potensial dan digunakan sebagai
bahan baku berbagai jenis insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini
dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada rokok. Nikotina memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat
kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotina tidak
menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker.
2.1.6
Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol](bahasa Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang
disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atomkarbon.
2.1.7
Arteri
Pembuluh
nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan
fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung. Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi utamanya adalah menghantarkan oksigendan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat buangan seperi karbon dioksida. Pada negara berkembang, dua kejadian kematian utama
disebabkan oleh infark miokardium dan stroke pada sistem pembuluh nadi, misalnyaarterosklerosis
2.2
Dasar Teori
2.2.1
Sekilas Mengenai Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit
kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah. Hipertensi didefinisikan sebagai suatu kondisi dengan tekanan darah
≥140/90 mmHg. Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer atau esensial artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas. Hipertensi jenis ini merupakan 90% kasus hipertensi yang banyak terjadi di masyarakat. Golongan kedua adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya telah pasti, misalnya ginjal yag tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pemakaian oral kontrasepsi, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah (Purwati, 2002). Hipertensi jenis ini terjadi pada 5% kasus yang terjadi di masyarakat.
Faktor risiko adalah suatu kemungkinan, bahaya, kerugian atau akibat yang kurang menyenangkan. Faktor-faktor yang memudahkan sesorang terkena hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol atau yang tidak dapat diubah terdiri dari : Riwayat keluarga, Jenis kelamin dan Umur. Sedangkan faktor yang dapat dikontrol atau yang dapat diubah terdiri dari: Gaya Hidup, Preferensi Terhadap Makanan, Lemak dan Risiko Penyakit Kardiovaskular, Kebiasaan Minum Alkohol, Kebiasaan merokok, Konsumsi garam berlebih dan Obesitas.
Hipertensi primer atau esensial artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas. Hipertensi jenis ini merupakan 90% kasus hipertensi yang banyak terjadi di masyarakat. Golongan kedua adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya telah pasti, misalnya ginjal yag tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pemakaian oral kontrasepsi, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah (Purwati, 2002). Hipertensi jenis ini terjadi pada 5% kasus yang terjadi di masyarakat.
Faktor risiko adalah suatu kemungkinan, bahaya, kerugian atau akibat yang kurang menyenangkan. Faktor-faktor yang memudahkan sesorang terkena hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol atau yang tidak dapat diubah terdiri dari : Riwayat keluarga, Jenis kelamin dan Umur. Sedangkan faktor yang dapat dikontrol atau yang dapat diubah terdiri dari: Gaya Hidup, Preferensi Terhadap Makanan, Lemak dan Risiko Penyakit Kardiovaskular, Kebiasaan Minum Alkohol, Kebiasaan merokok, Konsumsi garam berlebih dan Obesitas.
Upaya yang dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyakit hipertensi adalah dengan cara menghindari faktor-faktor
pemicu timbulnya penyakit tersebut. Sedangkan cara penanggulangan atau cara
mengatasi hipertensi dapat dilakukan secara medis yaitu pengobatan dan secara
non medis yaitu gaya hidup dan diet. Upaya penanggulangan hipertensi melalui
pengaturan makanan pada dasarnya dengan mengurangi konsumsi lemak melalui diet
rendah lemak, dan diet rendah garam, dan diet rendah kalori (bila obesitas).
Makanan berlemak dapat meningkatkan risiko hipertensi. Jenis lemak yang
berbahaya terhadap peningkatan tekanan darah adalah jenis lemak jenuh yang
terdapat pada bahan pangan hewani. Bahan Makanan yang tidak boleh diberikan
pada penderita hipertensi yaitu :
1)Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak
dengan garam dapur dan atau soda
2)Otak,
ginjal, lidah, sardin, keju, daging, ikan dan telur yang diawetkan dengan garam
dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, ikan asin, ikan kaleng
kornet, ebi, udang kering, telur asin, telur pindang, dsb.
3)Kacang
tanah dan semua kacang-kacangan yang dimasak dengan garam dapur,
4)Sayuran
yang diawetkan dengan garam dapur.
2.2.2
Pengertian
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah
kondisi medis di mana
terjadi peningkatantekanan darah secara
kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya
tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang
selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan
jantung, gagal
jantung dan aneurisma arterial,
dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
2.2.3
Efek Samping Hipertensi
1.
Sakit kepala, pegal-pegal,
perasaan tidak nyaman di tengkuk, perasaan berputar/ingin jatuh,
berdebar-debar, detak jantung yang cepat, telinga berdenging.
2.
Gagal jantung, karena jantung bekerja lebih keras sehingga otot jantung
membesar
3.
Berkembangnya plak lemak dalam
dinding pembuluh darah (atherosclerosis) dan plak
garam-garaman (arteriosclerosis)
4.
Atherosclerosis dan arteriosclerosis menyebabkan
sumbatan aliran darah, sehingga meningkatkan potensi kebocoran
pembuluh darah. Sumbatan di pembuluh nadi leher dapat menyebabkan berkurangnya
suplai oksigen ke sel-sel otak. Apabila otak mengalami kekurangan oksigen
dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan matinya sel-sel saraf
otak (stroke iskhemik).
5.
Pecahnya pembuluh darah kapiler
di otak menyebabkan pendarahan, sehingga sel-sel saraf dapat
mati. Penyakit ini disebut stroke hemoragik (stroke pendarahan). Stroke pendarahan
sering menimbulkan kematian mendadak.
Tabel resiko stroke karena hipertensi.
Tekanan
Darah Diatol
(mmHg)
|
Resiko
Stroke Primer
|
75
|
0,5
X
|
84
|
0,75
X
|
92
|
1,5
X
|
100
|
3,5
X
|
105
|
8,0
X
|
6.
Pecahnya pembuluh darah menyebabkan matinya beberapa organ sehingga
terjadi kelumpuhan. Lumpuh separuh badan sering terjadi pada
penderita stroke.
7.
Pecahnya pembuluh darah tajuk di jantung, menyebabkan matinya sebagian
sel otot jantung. Hipertensi menyebabkan resiko gagal jantung 6 X lebih
besar dari orang yang tekanan darahnya normal.
8.
Pecahnya pembuluh darah ginjal
menyebabkan pendarahan pada ginjal dan terjadi gagal ginjal
9.
Pecahnya pembuluh darah retina menyebabkan pandangan mata menjadi kabur
bahkan bisa buta.
10.
Bersamaan dengan hipertensi akan mengalami kencing manis (Diabetes
mellitus), hiperfungsi kelenjar tiroid (hyperthyroid),
rematik, serta meningkatnya kadar lemak (hyperlipidemia)
2.3
Hipotesis
Sebelum mengadakan penelitian dalam karya
tulis ilmiah ini
penulis memberikan hipotesis atas permasalahan yang akan diungkap dalam
proposal penelitian ini. Hipotesis tersebut adalah faktor penyebab
penyakit hipertensi adalah faktor berat badan, keturunan, konsumsi kopi dan
rokok, konsumsi garam berlebih dan kurangnya waktu tidur.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penulisan
Metode penelitian yang penulis gunakan untuk penelitian
adalah pendekatan diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang
dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk katakata dan gambar, kata-kata disusun
dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan.
Penelitian kualitatif bertolak dari
filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi
jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan
oleh individu-individu. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami
fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan. Partisipan adalah
orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta
Pendekatan yang kedua yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan deskriptif. Menurut Isac dan Michael tujuan yang hendak
dicapai oleh pendekatan ini adalah mengungkapkan realitas secara apa adanya
(Rustono 1998: 105). Berkaitan dengan topik penelitian ini, realitas yang akan
diungkap adalah faktor yang melatarbelakangi penyakit hipertensi pada lansia.
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini akan
diselenggarakan di Puskesmas 1 Gatak yang beralamat lengkap di Blimbing,
Blimbing, Gatak, Sukoharjo.
Secara lebih jelas, jadwal dan tempat
penelitian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
April 2012
|
Membuat rancangan
|
Di rumah peneliti
|
2
|
April
2012
|
Mencari literatur
|
Perpustakaan dan internet
|
3
|
Mei 2012
|
Pengajuan proposal kepada
Puskesmas 1 Gatak
|
Puskemas 1 Gatak
|
4
|
Mei 2012
|
Pengumpulan data pasien
hipertensi tahun 2007-2011
|
Puskesmas 1 Gatak
|
5
|
Mei 2012
|
Wawancara dengan penderita
hipertensi
|
Di rumah warga yang menderita
hipertensi
|
6
|
Mei 2012
|
Penyusunan data / Penyusunan
Karya tulis
|
Di SMA N 1 Sukoharjo
|
7
|
Juni 2012
|
Konsultasi
|
Di SMA N 1 Sukoharjo
|
8
|
Juni 2012
|
Editing
|
Di rumah peneliti
|
9
|
Juni 2012
|
Pengumpulan karya tulis
|
Di SMA N 1 Sukoharjo
|
3.3
Subyek dan Obyek
Subyek
penelitian ini adalah faktor yang
melatar belakangi penyakit hipertensi. Sedang obyek
penelitian ini adalah pasien yang
menderita penyakit hipertensi khususnya lansia.
3.4
Populasi dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pasien
yang menderita hipertensi. Sedang sampel dalam
penelitian ini adalah pasien lansia
yang sudah lama menderita hipertensi (10 tahun)
Penentuan
sampel (sampling) dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive
sampling. Maksudnya, sampel ditentukan dengan cara memilih dengan cermat
sejumlah pasien yang sudah lama
menderita penyaki hipertensi.
3.5
Variabel Penelitian
Variabel
penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas :
penderita hipertensi.
2. Variabel Terikat :
faktor penyebab penyakit hipertensi.
3. Variabel Kontrol :pola
makan, kesehatan.
3.6
Alat dan Bahan
1.
Alat dan Bahan
Kertas
Bolpoint
Penggaris
Data
pasien tahun 2007 sampai 2011
3.7
Cara Kerja
3.7.1
Pengumpulan data pasien
1. Mengajukan proposal ke puskesmas 1 Gatak
2. Pengambilan data pasien 2007 sampai 2011
3. Menganalisis data pasien
3.7.2
Pengecekan dan wawancara
1.
Mendata pasien yang
lama menderita hipertensi
2.
Bersilaturahmi dan
berwawancara kepada pasien-pasien dengan mengunjungi rumah
3.
Mencatat hasil
wawancara
4.
Menganalisis hasil
wawancara
5.
Membuat kesimpulan
3.8
Teknik Pengumpulan Data
1.
Analisis data
Peneliti menggunakan
teknik analisis data dari data yang diterima dari biro administrasi Puskesmas 1
Gatak yang berisi daftar pasien yang menderita penyakit hipertensi dan pernah
berobat di Puskesmas 1 Gatak.
2.
Wawancara
Penulis
melakukan kegiatan wawancara yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau
pendapat tentang kebiasaan penderita mulai dari pola tidur, silsilah keturunan
yang menderita hipertensi, pola konsumsi garam dan kopi dan lain sebagainya.
Wawancara ini diharapkan mendapatkan informasi mengenai penyebab dari
hipertensi dari masing-masing penderita.
3.
Kepustakaan
Penulis
melakukan metode kepustakaan yang digunakan untuk memperoleh informasi yang
berkaitan tentang faktor yang melatar belakangi penyakit hipertensi pada
lansia.
3.9
Metode Analisis Data
a.
Koding
Koding
dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk menyeragamkan penafsiran responden
yang berbeda-beda dari satu pertanyaan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
memudahkan dalam menganalisa data. Dalam hal ini dilakukan klasifikasi dengan
tanda tertentu, lazimya dalam bentuk angka dan kata-kata.
b.
Tabulasi
Tabulasi
merupakan langkah selanjutnya setelah pengkodingan dilakukan. Tabulasi yang
dibuat dapat berupa tabulasi silang dan tabulasi satu arah (Koentjaraningrat,
1986: 224). Dalam penelitian ini menggunakan tabulasi satu arah.
DAFTAR PUSTAKA
Terimakasih kak sudah berbagi ilmu dan sekaligus contoh proposal penelitian, semoga juga bermanfaat untuk yang lainnya.
ReplyDelete